· Deduktif
Paragraf
deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf,
kemudian diikuti kalimat kalimat penjelas. Paragraf deduktif ini berpola dari
umum ke khusus, artinya paragraf deduktif yaitu diawali dengan menyebutkan
masalah-masalah umum atau yang lebih luas. Untuk memperoleh suatu kesimpulan
yang bersifat khusus atau lebih spesifik atau agar lebih mudah di ingat,
paragraf deduktif adalah paragraf yang mempunyai kalimat utama di awal
paragraf.
Ciri-ciri
Paragraf Deduktif
1. Kalimat utama berada di awal
paragraf
2. Kalimat utama disusun dari
pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan
· Silogisme
Silogisme adalah
proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni
pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut
prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme
merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu
argumentasi.
Jenis-jenis
silogisme:
1. silogisme katagorial
2. silogisme hipotetik
3. silogisme alternative
4. entimen
5. silogisme disjungtif
Dari
berbagai jenis silogisme diatas, memiliki arti yang berbeda, yang pertama yaitu:
1. Silogisme
katagorial
Silogisme
ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian
proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat
dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan
premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).
2. Silogisme
hipotetik
Yang dimaksud dengan silogisme
hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa
proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
3.
Silogisme alternative
Silogisme alternatif adalah
silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi
alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
4.
Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan kesimpulannya.
5.
Silogisme disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan
silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya
bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang
disebut oleh premis mayor.
Contoh Kalimat Silogisme:
P1: Semua anak-anak SM
Entertaiment suka makan hati
P2: SM Entertaiment adalah
anak-anak
K: Anggota SM Entertainment suka makan hati
· Entimem
Di
atas telah disinggung bahwa silogisme jarang sekali ditemukan di dalam
kehidupan sehari-hari. Di dalam tulisan pun, bentuk itu hampir tidak pernah
digunakan. Bentuk yang biasa ditemukan dan dipakai ialah bentuk entimem.
Entimem ini pada dasarnya adalah silogisme. Tetapi, di dalam entimem salah satu
premisnya dihilangkan/tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh:
Menipu adalah dosa karena merugikan orang
lain.
Kalimat di atas dapat dipenggal
menjadi dua:
a. menipu adalah dosa
b. karena (menipu) merugikan orang
lain.
Kalimata merupakan kesimpulan
sedangkan kalimat b adalah premis minor (karena bersifat khusus). Maka
silogisme dapat disusun:
Mn :
menipu merugikan orang lain
K
:menipu adalah dosa.
Dalam
kalimat di atas, premis yang dihilangkan adalah premis mayor. Untuk
melengkapinya kita harus ingat bahwa premis mayor selalu bersifat lebih umum,
jadi tidak mungkin subjeknva “menipu”. Kita dapat menalar kembali dan menemukan
premis mayornya: Perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa. Untuk
mengubah entimem menjadi silogisme, mula-mula kita cari dulu ke- simpulannya.
Kata-kata yang menandakan kesimpulan ialah kata-kata seperti jadi,maka, karena
itu, dengan demikian, dan sebagainya. Kalau sudah, kita temukan apa premis yang
dihilangkan.
· Rantai Deduksi
Penalaran
yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem. Orang tidak
berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula berupa merangkaikan
beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk yang informal.
Contoh :
Semua jamu pahit rasanya. (hasil
generalisasi)
Kali ini saya diberi lagi jamu.
Sebab itu, jamu ini juga pasti pahit
rasanya. (deduksi)
Saya tidak suka akan minuman yang
pahit rasanya. (induksi: generlisasi)
Ini adalah jamu pahit.
Sebab itu, saya tidak suka jamu ini.
(deduksi)
Saya tidak suka minum apa saja, yang
tidak saya senangi (induksi:generalisasi)
Saya tidak suka minuman ini.
Sebab itu saya tidak meminumnya.
(deduksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar