Selasa, 02 Juli 2013

ONGKOS DAN PENERIMAAN


  1. Pengertian Ongkos
Dalam kehidupan sehari-hari kita istilah mengenai ongkos produksi tidak asing lagi ditelinga kita. Ongkos produksi adalah segala macam biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan proses produksi. 
  Disamping pengertian umum tersebut, ada 2 macam pengertian ongkos, yaitu:
  1. Economic Cost
yaitu ongkos yang dikeluarkan atas penggunaan semua faktor produksi untuk menghasilkan output tertentu;
  1. Accounting Cost
yaitu ongkos yang pengertiannya hampir sama dengan economic cost, tetapi ongkos disini dinyatakan secara tegas dalam pembukuan, sehingga ada istilah yatu:
  1. Explicit cost yaitu ongkos-ongkos yang tercatat atau terlihat jelas dalam pembukuan.
  2. Implicit cost, yaitu ongkos produksi yang tidak terlihat dalam pembukuan.
Macam-Macam Ongkos Dibagi Menjadi 5 Macam Yaitu:
  1. Biaya Tetap (Fixed Cost : FC)
merupakan balas jasa dari pada pemakaian faktor produksi tetap (fixed factor), yaitu biaya yang dikeluarkan tehadap penggunaan faktor produksi yang tetap dimana besar kecilnya biaya ini tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya output yang dihasilkan.
  1. Biaya tidak tetap (Variabel cost : VC)
yaitu merupakan biaya yang dikeluarkan sebagai balas jasa atas pemakaian variabel faktor, yang besar kecilnya dipengaruhi langsung oleh besar kecilnya output.
  1. Biaya Total (Total cost : TC)
yaitu merupakan jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.
  1. Biaya Rata-rata (Avarage Cost : AC)
yaitu merupakan ongkos persatu satuan output; baik untuk biaya rata-rata tetap (avarage fixed cost) dan biaya rata-rata variabel (avarage variable cost) dan rata-rata total (avarage total cost), diperoleh dengan jalan membagi biaya Total dengan jumlah output yang dihasilkan.
  1. Biaya Marginal (Marginal cost : MC)
yaitu merupakan biaya tambahan yang diakibatkan dari penambahan satu-satuan unit output.
  1. Biaya Tetap Rata-Rata (Avarage fixed cost : AFC)
biaya hasil bagi biaya tetap dengan jumlah yang dihasilkan.
  1. Biaya Variabel Rata-Rata (Avarage Variable cost : AVC)
           diperoleh dengan jalan membagi biaya variabel dengan jumlah produk yang dihasilkan.
-        AFC = TFC/Q * Q = tingkat output
Average Fixed Cost (Ongkos Variabel Rata-rata) adalah ongkos variable yang dibebankan untuk setiap unit output.
-        AVC = TVC / Q 
Marginal Cost (Ongkos Marginal) adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.
-        M =  ^TC/^Q = ^TVC/^Q
Kurva Ongkos
Ongkos produksi dibedakan menjadi;
  1. Ongkos Produksi Jangka Pendek
Dalam ongkos produksi jangka pendek perusahaan sudah mempunyai peralatan-peralatan untuk produksi seperti mesin,gedung dan tanah.Masalah yang perlu diperhatikan adalah masalah kebijaksanaan bahan baku,tenaga kerja dan lain-lain yang merupakan ongkos variabel.Jadi dalam ongkos produksi jangka pendek ini terdapat ongkos tetap dan ongkos variabel.
  1. Ongkos Produksi Jangka Panjang
Dalam ongkos produksi jangka panjang,perusahaan dapat menambah semua faktor produksi,Sehingga tidak ada ongkos tetap dalam jangka panjang.Semua pengeluaran merupakan ongkos variabel.
Faktor-faktor yang merupakan Economies Scale sebagai berikut:
  1. Spesialisasi faktor-faktor produksi.
  2. Penurunan harga bahan mentah, karena pembelian yang besar.
  3. Hasil dari produk sampingan.
  4. Perusahaan besar mendorong pengembangan fasilitas diluar perusahaan yang berguna baginya.
  5. Diseconomies Of Scale atau Decreasing Returns To Scale.
Perusahaan yang terus berkembang besar pada suatu tngkat tertentu cenderung tidak efisien,sehingga produktifitasnya menurun. Akibatnya ongkos produksi menaik. Hal ini terlihat pada kurva LRAC sisi kanan menaik.
« Teori biaya perusahaan
Biaya menurut prinsip ekonomi dari mankiw adalah apa yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu. Dalam pengertian ini terkandung di dalamnya pengertian insvestasi. Dalam pengertian sehari-hari biaya sering disama artikan dengan ongkos ,  padahal dalam tata praktek keuangan dan akuntansi apalagi dalam pengertian ekonomi (secara keseluruhan) pengertian itu jelas beda.
Biaya sering berhubungan dengan pengeluaran yang mengaharapkan kontraprestasi dari tujuannya, dan biasanya hasilnya baru bisa dinikmati di masa yang akan dating. Sedangkan ongkos (expenses) sering berhubungan dengan pengeluaran sebagai imbal jasa karena sudah memanfaatkan suatu barang atau jasa pada saat itu juga. Misalkan membuat rumah untuk dikontrakkan pengeluarannya disebut dengan biaya pembangunan rumah. Sedangkan membuat rumah hanya untuk tempat tinggal sendiri pengeluarannya disebut dengan ongkos.
  1. Pengertian Penerimaan
Keuntungan atau profit adalah salah satu tujuan terakhir dari kegiatan perusahaan. Perusahaan harus untung dalam rangka :
a.      Mempertahankan kelangsungan usaha dan perusahaan
b.     Menambah dan memperbesar kapasitas produksi (ekspansi)
Sebuah perusahaan bisa mendapatkan keuntungan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek keuntungan dibutuhkan untuk mempertahankan kelangsungan usaha sedangkan dalam jangka panjang untuk ekspansi dan memperbesar skala usaha. Bila selisih antara penerimaan dan biaya itulah yang disebut profit. Bila selisih antara penerimaan dan biaya hasilnya negative maka perusahaan mengalami kerugian (loss). Sebaliknya bila selisihnya positif maka perusahaan mengalami keuntungan (benefit).
Terkadang perusahaan yang mengalami keuntungan dalam jangka pendek justru akan menuai kebangkrutan dalam jangka panjang, sebaliknya perusahaan yang dalam jangka pendek mengalami kerugian justru akan mendapatkan manfaat dalam jangka panjang. Hal ini tentu saja berhubungan dengan rencana strategis perusahaan. Bila perusahaan hanya menghasilkan barang (atau jasa) yang bersifat konsumsi jangka pendek maka strategi bisnis biasanya bersifat jangka pendek (hit and run).
Produk konsumsi jangka pendek misalnya termasuk hamper semua produk primer , sedangkan bila perusahaan menghasilkan produk konsumsi sekunder, maka strategi bisnis yang digunakan biasanya bersifat jangka panjang. Produk (atau jasa) jangka panjang misalnya produk teknologi informasi dan jasa konsultasi.
Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).
Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual atau TR = Q x P

« Jenis-jenis Penerimaan
  1. Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan. Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).
  2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.
  3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output. Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :
  1. Positif;
  2. Sama dengan nol;
  3. Negatif.
« Keuntungan Maksimum
Keuntungan maksimum adalah keuntungan penuh dari output yang telah di produksi sebelumnya.
  1. Pendekatan Total
Laba Total (p)  adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC). Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC.  Pada selisih negative antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian, sedang jika TR = TC perusahaan berada pada titik impas.
Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut:
    1. Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum.
    2. Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC.
Hasil Penjualan Total,seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barangjang diproduksikannja dinamakan hasil penjualan total (TR:yaitu dari perkataan Total Revenue).Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan.
  1. Pendekatan Marginal
Perusahaan memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC). Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit perubahan output.  Secara matematis dirumuskan:
Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output atau penjualan.Hasil Penjualan Marjinal, satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR yang merupakan singkatan dari perkataan Marjinal’Revenue), yaitu tambahan hasil penjualanjangdiperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barangyang diproduksikannya.

 Mencari Keuntungan Maksimum Dengan Pendekatan Marginal
Pendekatan Biaya Marjinal dan Hasil Penjualan Marjinal.Dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian perusahaan (atau keadaan keseimbangan perusahaan), yaitu; :
- Mendapat untung luar biasa (untung melebihi normal)
- Mendapat untung normal
- Mengalami kerugaian tetapi masih dapat membayar biaya berubah
- Dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan.

3. Pendekatan Rata-rata
Hasil Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp 6000.
Dalam mencari keuntungan maksimum dengan pendekatan rata-rata,yaitu menggabungkan antara pasar persaingan sempurna dengan persaingan pasar tidak sempurna:

Sumber :
http://nurmayeni.blogspot.com/2013/03/tulisan-teori-organisasi-umum-2.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar